Welcome to my blog........

Arsitektur adalah baik proses dan produk perencanaan, merancang dan membangun ruang yang mencerminkan fungsional, sosial, dan pertimbangan estetika. Ini memerlukan manipulasi dan koordinasi dari bahan, teknologi, cahaya, dan bayangan. Arsitektur juga mencakup aspek-aspek pragmatis menyadari dirancang ruang, seperti perencanaan proyek, dan konstruksi memperkirakan biaya administrasi.

Kamis, 24 Juni 2010

Perkembangan Arsitektur Yunani

BAB I ARSITEKTUR YUNANI
(Sekitar 3000 – 30 SM)
  peta wilayah, suku dan peradaban Agea Sering disebut Dorik (Doric)



       GEOGRAFIS, GEOLOGIS DAN IKLIM 
Kebudayaan Yunani berkembang sebelum mencapai masa puncaknya, dimulai ribuan tahun SM dari Pulau Krete (Crete), sebuah pulau di tengah – timur Laut Mediterania. Pulau itu dikelilingi oleh pulau-pulau kecil, disebelah utara pada Laut Agean. Disebelah timur ada Pulau Siprus (Cyprus) dan pantai barat – utara dari Semenanjung Arab terdiri dari negara-negara Siria, Libanon dan Israel. Di seberang selatan dari Pulau Krete terdapat wilayah pantai utara dari Benua Afrika, bagian dari Mesir dan Libia. Dari pulau tidak besar ini budaya Yunani yang sering disebut juga budaya Agean menyebar ke Yunani daratan yang ada di sebelah utaranya dan ke wilayah-­wilayah hampir semua pantai Laut Mediterania.
Wilayah di mana budaya Agean berkembang mengandung bebatuan termasuk marmer di mana sangat berpengaruh dan menentukan perkembangan arsitektur, sebagai bahan bangunan utama. Marmer dan batu-batu terdapat melimpah di pegunungan Hymettus dan Pentilicus dekat Athena di. Yunani daratan.
Iklim di wilayah Yunani sejuk, kadang hangat dan pads musim dingin tidak terlalu dingin. Suasana semacam ini membuat budaya masyrakatnya menyenangi kegiatan di luar (tidak di bawah atap) juga pada musim dingin seperti misalnya panggung terbuka yang sangat terkenal dengan amphytheatre-nya dan hampir semua kegiatan seni, berbagai upacara masyarakat, termasuk yang ritual religius.

JAMAN AGEA (AEGEAN), 3000 -1100 SM
Sejarah panjang Yunani dapat dibagi dalam beberapa periode. Peradaban tinggi Yunani sudah ada sejak jaman prasejarah sekitar 300(1 -1100 SM pada jaman perunggu disebut jaman Agea (Aegean). Diperkirakan suku bangsa Agea yang berpusat budaya di Pulau Krete (Crete), pulau terbesar di laut Mediterania, berasal dari Asia Minor yang mulai mengadakan migrasi pada Milineum IV SM[1]. Sejak sekitar 1100 suku Dorian menguasai wilayah itu, sehingga kata Dorik (Doric) sebagai kata sifat sering dipakai untuk menyebut segala sesuatu terkait dengan Agea, termasuk budaya, dialek dan wilayah-nya.
Salah satu puncak kejayaan peradaban suku di wilayah tersebut dialami antara 1600 - 1400 SM. Masa itu sering disebut Jaman Minoan diambil dari nama penguasaanya Raja Minos dari Knosos berpusat pemerintahan di Pulau Krete. Peninggalan jaman itu berupa reruntuhan kerajaan, hancur pada sekitar 1400 SM. Berdasarkan rekonstruksi istana tersebut mempunyai halaman. dalam seluas 51.8 x 27.4 M2, dikelilingi oleh ruang-ruang yang rumit, segi-segi empat (rectangular).
Pemerintahan termasyhur berikutnya oleh Mycenae yang juga menjadi sebutan jaman, budaya dan bangsa, yaitu jaman Misena (Mycenean). Pemerintahan oleh Helladic di wilayah Agea juga mengalami kejayaan se­hingga jaman, budaya dan bangsa seeing pula mendapat sebutan terkenal yaitu Jaman Helinik (Hellinic). Nama Helinik sangat sering dipakai sebagai istilah atau sama artinya dengan Jaman Yunani Kuno. Peninggalan terkenal dari jaman ini adalah pusat pemerintahan di dalam benteng atau intra-muros. Tata letak semacam ini merupakan ungkapan fisik naluri . suatu masyarakat untuk berlindung dari alam termasuk binatang dan kelompok suku lain Di dalamnya saat ini terdapat reruntuhan istana Tiryne didirikan sekitar 1300 SM.
Denah basil rekonstruksi Istana Raja Minos dari Knosos di Pulau Krete 
Legenda
1.      Gerbang masuk utara dengan portico.
2.      Bastion dan rumah penjaga.
3.      Ruang tunggu dan ruang tahta.
4.      Ruang tahta .
5.      Portico barat.
6.      Gang panjang dengan tempat penyimpanan.
7.      Tangga menuju lantai utama.
8.      Tangga ke apartemen ke­rajaan.
9.      Hall dengan deretan kolom.
10.    Hall dengan pencapaian ganda.
11.    Kamar ratu.
12.    Sa­luran air. 
13.    Propylaeum.
14.    Tangga besar menuju ruang-ruang kenegaraan.
15.    Gang untuk prosesi.
Secara geologis telah disebut di atas, wilayah Agea banyak mengandung batu dan marmer, sehingga bahan alam tersebut men - jadi bahan utama dalam konstruksi.
Istana Tiryns dan hampir semua pe­ninggalan arsitektur Yunani dibangun meng­gunakan batu sebagai bahan konstruksi utama. Istana Tiryns berada dalam benteng di puncak sebuah bukit dengan dinding pertahanan se­tebal 7.3 M. Konstruksi dinding batu pada ja­man itu berkembang mulai dari yang diolah sangat sederhana (cyclopean), diolah menjadi segi banyak (polygonal). Kemudian didapatkan konstruksi dinding dengan susunan batu dibentuk menjadi blok-blok berbentuk kubis sehingga konstruksinya disebut rectangular.
Salah satu reruntuhan dalam kompleks istana berupa pintu gerbang dengan patung singa kembar, hingga disebut Lion Gate (1300 SM). Selain memperlihatkan bagaimana konstruksi dari batu termasuk ambang atas gerbang, patung singa sangat indah dan proporsionat menunjukkan tingginya selera seni masyarakat pads jaman itu. Lebar gerbang 3.20 M., di atas terdapat balok dari batu panjang 4.90 M, lebar 1.06 M, tinggi di tengah 2.40 M. Konstruksi dindingnya rectangular.


Tata-letak dan lingkungan Istana-Istana Tiryns (kiri) dan tipologi konstruksi pada jaman itu (kanan-atas). Gerbang Singa (The Lion Gate) (1300 SM), dari Istana Tiryns (kanan-bawah).
   
PERIODE HELINIK (650 - 323 SM)
 Secara esensial arsitektur Yunani ter­bentuk oleh elemen utama yaitu : kolom dan balok. Saat itu konstruksi kuda-kuda (segi tiga) belum dikenal, sehingga semua bagian bangunan terbuat dari batu dibentuk menjadi kolom dan balok) Pada jaman ini, dinding juga terbuat dari batu dengan sistem konstruksi rektangular, yaitu batu disusun setelah di­bentuk menjadi blok-blok segi empat.
Pada jaman itu budaya tinggi Yunani telah mempelajari pengaruh optik terhadap pandangan sebuah bangunan. Karena pengaruh optik pada mata manusia, sudut pandang dan jarak antara yang memandang dengan bangun­an atau bagian bangunan yang dipandang ter­jadi ilusi yaitu perbedaan antara kenyataan dengan yang terlihat. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal semacam itu dibuat koreksi dalam merancang dan membangun.
Sebagai contoh kecerniatan para arsitek Yunani masa itu dalam mengatasi masalah tersebut di atas, nienaikkan setinggi 60 mm bagian tengah dari balok atas (architrave) dan lantai bawah (stylobate) dari Kuil Parthenon. Dengan demikian tidak terlihat melengkung ketika dipandang dari bawah karena pengaruh optik.



Kuil Parthenon di Athena, bagian timur. Contoh dari kecermatan para seaiman-arsitek Yunani dalam perancangan. khusunya dalam mengatasi masalah islusi karera pengaruh optik pada lensa mata.
A.    Pandangan yang dikehendaki.
B.    Pandangan bila tidak ada koreksi.
C.    Koreksi dengan menaikan bagian tengah agar tetap dapat terlihat lurus


HELLINIC PERIODE 323 - 30 SM 
Setelah budaya Yunani berkembang ke wilayah daratan, pusat pemerintahan tidak lagi di Pulau Krete, melainkan pindah ke Athena. Karena kemenangan dan kejayaan Alexander, budaya Yunani berkembang dan menyebar ke wilayah Timur - Dekat hingga Asia Minor.

Peninggalan arsitektur Yunani, hampir semua berupa bangunan religius, namun kemudian pada 400an tahun SM, berkembang menjadi kota dan permukiman dengan bangunan-bangunan publik lainnya.
Sebagai contoh dari perkembangan arsitektur pada masa ini adalah Acropolis di Athena, yang berada di puncak sebuah bukit dengan bangunan-bangunan selain kuil, juga teater (theatre). Dari segi tata-letak, tidak ada arah-arah tertentu dijadikan orientasi, namun semata-mata mendasarkan pada arah di mana pemandangan yang paling indah dan menarik. Teater terbuka sebagai ungkapan kesenangan orang-orang. Yunani untuk melaksanakan kegiatan diluar, nada Acropolis yang artinva kota di ketinggian, terletak di kaki bukit. Ke­beradaan teater tersebut di kaki bukit, mem­perlihatkan kecerdikan orang-orang Yunani, memanfaatkan kemiringan lereng bukit men­jadi bagian dari tempat penonton yang bertrap­,trap semakin ke belakang semakin tinggi. Selain itu, dari segi akustik, konstruksi yang memanfaatkan kemiringan alami dari lereng bukit, sangat baik dapat memantulkan bunyi kesegala arah, karena bentuk denahnya yang setengah lingkaran.



Rekonstruksi Akropolis di Athena. Pandangan dari arah selatan (atas) dan denah. 

CIRI UMUM ARSTEKTUR YUNANI 

Peninggalan Arsitektur Yunani yang paling banyak adalah kuil. Bahan konstruksi utama batu, dipahat dan dibentuk rnenjadi kolom dan baloki Oleh karena itu bentangan­nya sangat terbatas sehingga di dalam ruang terdapat banyak kolom. [Bagian depan terdiri dari tangga masuk dan langsung pada deretan melintang,kolom, menyangga ujung terdepan dari atap yang berbentuk segi-tiga disebut pediment. Pediment terdiri dari cornice yaitu semacam bingkai keliling segi tiga dari molding mengikuti bentuknya. Bagian tengah di dalam bingkai tersebut terdapat tympanum, yang biasanya pada bidang di dalamnya dibuat dekorasi, dapat berupa relief maupun patung­patung. Pediment bertumpu di atas sebuah alas berupa balok horisontal disebut entablature yang mempunyai tiga bagian atau lapisan : di atas berupa cornice, di tengah frieze dan di bawah disebut architrave.

 


Bagian-bagian utama dari arsitektur Yunani. 
Legenda:
E. Entablature F. Pediment G. Kolom
a. Architrave b. Frieze c. corice
Pediment.
 
Frieze dan bagian-bagiannya.
Konstruksi pediment dan entablature disangga oleh kolom, dalam arsitektur Yunani dibagi menjadi tiga yaitu: teratas disebut kepala atau capital, tengah atau badan disebut shaft dan tumpuan terbawah disebut base. Capital mempunyai tiga bagian : paling atas abacus, tengah echinus, paling bawah disebut leher atau neck. Di bawah leher ada astragal bagian yang menghubungkan capital dengan shaft. Bagian bawah kolom atau base terdiri dari tiga bagian, yang paling atas apophyge, tengah torus, bawah disebut plinth.
Kolom Yunani dengan bagian-bagiannya.
Susunan atau konstruksi kolom entablature atau balok disebut order dalan arsitektur Yunani kemudian berkembanl menjadi tiga aliran yaitu: Order Dorik (Doric), Order Ionik (ionic) dan Korintier (Corinthian) J Kuil-kuil Yunani ketiga Ordei tersebut berdenah segi empat panjang, di man, bagian depannya tedetak pada sisi terpendek I3agian tengah yang merupakan bagian utama dilkelilingi oleh portico atau semacam teras dengan : deretan membujur kolom-kolom Bahan bangunan utama dari batu dipahat dar dibentuk menjadi kolom dan balok. Masing. masing Order mempunyai ciri khas terutam, pada kolom dan dekorasinya, dibahas berikut.    
ORDER-DORIK (DORIC-ORDER)   
Budaya, seni termasuk arsitektur di• kembangkan oleh orang-orang Agean yang sering pula disebut Dorian, dimulai dari Pulau Krete, menyebar ke Yunani daratan sekitai pantai Laut Agean. LArsitekturnya mempunyai ciri yang sangat khas, disebut Order - Dorik (Doric - Order), aliran arsitektur Yunani tertua.
Berdasarkan berbagai teori, Ordei Dorik berkembang dimulai dari bentuk sederhana, terdiri dari kolom dan balok-balok kayu dengan atap datar dari bahan alami juga bagian dari pohon. Kemudian berkembang dengan konstruksi yang sama seperti tersebut di atas, namun menggunakan atap pelana (miring dua sisi). Berdasarkan penelitian dan debat yang panjang para ahli, tidak meragukan bahwa konstruksi bagian atas dari Order, terbuat dari kayu. Kemudian berkembang, terutama pada bangunan-bangunan penting seperti kuill, menggunakan batu sebagai bahan konstruksi termasuk kolom dan balok. Kolom dibentuk oleh tumpukan batu masing=masing berbentuk tambur (silindris tetapi tingginya tidak melebihi diameter).
Arsitektur Order Dorik mempunyai kolom yang gemuk (perbandingan diameter dibanding tinggi kolom tidak terlalu besar). Kolom Dorik berdiri tanpa base, langsung di atas crepidoma yang biasanya mempunyai tiga tingkat tanggaj Tinggi kolom termasuk capital dibanding dengan diameter antara 4 : 1 hingga 6 : 1, sehingga kolom-kolom terlihat rapat.
Denah arsitektur Order - Yunani.
Legenda :
A.     Kuil Zeus, Olympius (Dorik).
B.     Kuil Olympeon, Athena (Korintien).
C.     Kuil Selinus (Dorik).
D.     Kuil Parthenon (Dorik).
E.     Kuil Apolo, Didyma (lonik).
 
Evolusi arsitektur order, bentuk mula (kiri atas), bentuk Iebih kemudian (kanan atas). Rekonstruksi entablature dengan bagian dari kayu (bawah).
Salah satu peninggalan dari arsitektur Order-Dorik. berupa kuil yaitu Parthenon (447 -432 SM) di Akropolis (Acropolis) (situasi lihat gambar 6). Kuil dibangun pada masa Pericles persembahan kepada Parthenos. Kuil Parthenon dirancang oleh Ictinus dan Callicrates, pematungnya Pheidas.'' Denahnya segi empat 30. 9 x 69. 5 M2 dengan deretan 17 kolom pada sisi terpanjang, 8 pada sisi terpendek. Bagian utama kuil berdiri di atas crepidoma dengan tiga tangga, masing-masing tingginya 508 mm. Bagian utama kuil dibagi menjadi dua ruang bertolak belakang, oleh dinding melintang. Ruang di sebelah timur luasnya 19.2 x 29.8 M2. Untuk masuk ke dalam Naos di mana terdapat patung Athena Parthenons (salah satu karya terbaik dari Pheidas) di ujung barat, terdapat pintu disebut Hecatompedon. Naos dikelilingi balkon ber­bentuk U, berkolom Dorik. Plafon dari Naos dahulu terbuat dari kayu.
Di sebelah barat bertolak belakang dengan Naos terdapat kamar Parthenon atau “kamar perawan” (virgin's chamber), dari mana nama kuil diambil. Pintu masuk disebut Opistodomus dengan pintu lebar dalam satu sumbu dengan pintu di timur. Baik Naos maupun virgin's chamber dikelilingi oleh dinding batu setebal 1.2 M, dan di luar juga keliling terdapat gang terbuka (ambulatory) selebar 2.7 M di sisi, 3.3 M di depan dan belakang.
Kuil Parthenon (447 -432 SM) Acropolis, pandangan depan dan potongan melintang. (kiri), rekonstruksi (denah, potongan membujur, potongan melintang, pandangan depan dan perspektif) (kanan atas) dan reruntuhan.
Kuil Theseion di Athena (449-444 SM), juga dalam Order-Dorik, pada jaman Yunani-Byzantine pernah dijadikan gereja. Denahnya seperti kebanyakan kuil pada jaman­nya segi empat, 40 x 13.8 M2. Ruang utama segi empat panjang, dikelilingi oleh 13 deret kolom, pada sisi terpanjang, 6 pada sisi ter­pendek. Kolom-kolom berdiri di atas cvepidoma yang hanya terdiri dari dua tangga. Ruarig pemujaan dikeliling oleh semacam gang atau portiko, dalam hal kuil-kuil Yunani di­sebut ambulatory. Meskipun tidak terlalu besar dibanding kuil-kuil lainnya, namun hampir semua bagian konstruksi terbuat dari marmer. Dekorasi sangat indah antara lain terdapat pada pediment dan pada frize di sebelah barat berupa relief menggambarkan peperangan antara Centaurus dengan Lapithae.

  
 
Kelompok suku Ionian adalah bagian dari orang-orang Yunani, yang mendiami Ke­pulauan Ionian di timur dari Laut Agean. Se­telah Order Dorik berkembang di seluruh wilayah Yunani termasuk Yunani Daratan, di­kembangkan aliran baru dari arsitektur Order – Yunani oleh orang-orang Ionian. Aliran baru ini disebut Order-lonik sesuai dengan wilayah kepulaan di mana asal dari aliran ini. Order atau susuan konstruksi kolom dan entablature Ionic, mempunyai perbedaan tidak banyak, namun mendasar pada proporsi dan dekorasi kolom.
Dibanding dengan kepala kolom Order-Dorik yang hanya terdiri dari abacus berupa lempengan penumpu dan echinus, sederhana, kepala atau capital Ionik lebih rumit dan lebih indah. Diperkirakan dekorasi capital Ionik adalah turunan atau modofikasi dari lotus Mesir, dibawa oleh orang-orang Asiria dan negara-negara Asia Minor7. Selain penyederhanaan atau abstraksi dari bentuk shell kerang, yang bentuknya melingkar­lingkar-spiral. Architrave di mana terdapat balok melintang dari Order-Ionik rata-rata lebih kecil dari yang ada pada Order-Dorik.
Bila perbandingan tinggi dan diameter Kolom Dorik antara 4 hingga 6 kali, kolom tinggi Ionik sekitar 9 kali diameter terkecil, jadi lebih langsing.
Pola hiasan, lengkungan-lengkungan spiral (volute) dari kepala atau capital Ionic dan Mesir, mendapat inspirasi dari bagian-bagian tanaman (floral) dan binatang (fauna).
Metode menggambar lengkungan (volute) spiral dalam dekorasi arsitektur Order Ionik, (atas), penggambaran lengkungan spiral metode Goldman (bawah)
Kepala kolom Order-Ionik, Kuil Propylaea, Pirine (kiri) dan Eleusis (kanan) (atas)
Kolom, entablature dan dekorasi Ionic, Erechtheion. Athena (kiri), Kuil Ephesus (tengah) dan Kuil Polais di Preine (kanan) 
Pada jaman Helinik (Hellenic) enta­blature hanya terdiri architrave dan cornice, pada Order-lonik, hiasannya lebih rumit antara lain berupa deretan horisontal seperti gigi, se­hingga disebut dentils.
Kuil Artemis, Ephesus (356 SM) ber­diri di atas pelataran (platform) setinggi 2.7 M 30 dengan tangga naik menuju crepidoma yang terdiri dari dua lapis atau dua tangga. Denah segi empat seperti pada kebanyakan kuil telah dikemukakan di atas, namun di sini cukup besar dengan crepidoma seluas 120 x 64 M2. Kolom keliling luar; memanjang berderet tepi . dan dinding naos terdapat deret kolom se­banyak deretan keliling yaitu 20 buah. Pada ambulatory- antara deretan kolom antara deretan kolom sebanyak deretan keliling yaitu 20 buah.
Konstruksi, ukuran dan dekorasi semua kolom baik yang keliling atau di dalarn ambulatory sama. Diameter kolom sekitar 1.8 M dan tinggi 17,7 M sehingga kolomnya jauh lebih langsing dari kolom Dorik karena per­bandingannya 1 : 9.8 (Dorik sekitar 1 : 5). Kepala kolom ber-bentuk spiral lengkung mernutar khas Order-lonik. Entablature mem­punyai cornice dihias dengan dentils, sehingga relatif pendek dan tidak ada .frize-nva. Seluruh kuil mernpunyai 117 kolom, 36 di antaranya dihias dengan relief pada bagian bawah.
Kuil Artemis, Ephesus (356 SM), dekorasi dan bentuk kolom khas Order-lonik, dengan hiasannya (atas kiri-kanan), denah dan sebagian dekorasi (atas- tengah) dan perspektifrekonstruksi (bawah)
Peta Athena dan sekitarnya pada abad V 
Legenda :
A. Acropolis.
B. Agora.
C. Areopago.
D. Olympieon.
1. Gerbang Beule.
2. Monurnen Agrippa.
3.    Kuil Athena Nike.
4.    Propilees.
5.    Pinacotheque.
6.     Pating Athena Promachos.
7.     Pemujaan Athena Hygeia.
8.     Pemujaan Artemis Brauronia.
9.     Dinding arkaik.
10.   Ca/cotheque.
11.   Parthenon.
12.   Kuil arkaik Athena.
13.   Pohon zaitun suci (Olivier sacre).
14.   Erechtheion.
15.   Altar Zeus Polieus.
16.  Kuil Romawi Auguste.
17.  Pelataran Clepsydre.
18.  Clepsydre.
19.  Tempat Pemujaan Apollon.
20.  Goa Pan.
21.  Aglaorion (Kuil Aglauros).
22.  Pemujaan Aprodite.
23.  Dinding pendukung di bawah odeion Pericles.
24.  Monumen Thrasyllos.
25.  Monumen seni tari.
26.  Theatre Dionysos.
27.  Kuil Dionysos baru.
28.  Monumen Nicias.
29.  Asklepieon.
30.  Goa diperkirakan peninggalan jaman prasejarah.
31.  Sumber air.
32.  Stoa Eurnene.
33.  Odeion Herode Atticus.
34.  Akuaduk (Jembatan air).
Kuil Erichtheion di Athena ( 421-405 SM) terletak di Acropolis, beberapa puluh meter di sebelah utara Kuil Parthenon di­bangun oleh. Mnesicle. Sekarang tinggal re­runtuhan, dengan beberapa bagian masih ber­diri antara lain pintu gerbangnya. Denahnya kompleks, sama sekali berbeda dengan kuil-kuil dikemukakan di depan, yang hanya berupa segi empat sederhana. Kuil ini mem­punyai tiga buah porche (semacam gerbang masuk, menempel pada unit utama) di utara, selatan dan timur. Selain itu bagian-bagian kuil mempunyai ketinggian berbeda satu dengan lain, juga merupakan perbedaan yang besar dengan kuil-kuil lain yang pada umumnya datar, lantai semua bagian sama tinggi.
Yang paling unik adalah porche di selatan, kolomnya empat buah berupa caryatid; yaitu kolom berbentuk patung manusia, dalam hal ini wanita Yunani. Tinggi kolom berupa patung ini 2.45 M, masing­masing berdiri berderet di atas dinding melintang menjadi tumpuan yang disebut pedestal, setinggi hampir 2 M.
Kuil Erechtheion di Athena (421-405 SM), hasil rekonstruksi , denah, pandangan dan potongan.
Kuil Erechtheion di Athena (421-405 SM), hasil rekonstruksi perspektif pandangan dari. utara-barat (kiri.atas), gambar detail kepala kolom atau capital dari porche (kiri bawah), reruntuhan dipandang dari arah barat (kanan atas), selatan timur (kanan tengah) dan porche dengan caryatid di bagian selatan (kanan bawah).
Yunani Order-Korintien (Corinthian Order)
Suku bangsa Korintin (Corinth), men­diami Yunani daratan sebelah barat, termasuk Athena, berseberangan dengan Kepulauan lonik yang berada di sebelah timur Laut Agean. Di wilayah ini berkembang pula Order yang telah dikemukakan di depan. Sesuaidengan suku bangsa dan tempat di mana suku bermukim, aliran ini disebut Order-Korintien (Corinthian-Order). Aliran sudah ada sejak 1500an tahun SM, namun baru mulai dikembangkan oleh orang-orang Athena pada awal Jaman Romawi sekitar tahun 50an SM9. Dengan demikian, banyak terdapat bangunan Order-Korintien di seluruh wilayah kekuasaan Romawi. Bahkan hiasan kepala Korintien di­pakai pada hampir semua bangunan jaman kiasik. Oleh karena itu banyak ahli sejarah yang menggolongkan Order-Korintien dalam bagian dari arsitektur Romawi. Tidak hanya Korintien, Order lainnya juga dikembangkan oleh orang-orang Romawi antara lain Order­Tuscan, Dorik-Romawi dan Komposit.
Qrder adalah susunan arsitektural dari balok (entablature) dan kolom, maka per­bedaan-perbedaan antara Order yang satu dengan lainnya ‘adalah pada sekitar kedua elemen tersebut. Kolom dan . landasan (base) Korintien identik dengan Ionic yang langsing dibanding kolom Order-Dorik Diameter ber­banding tingginya sekitar 1:9, 1:10 sehingga terlihat langsing seperti pada Order-Ionik. Perbedaan prinsip pada kepala ( capital) Order Korintien dengan Order lain, lebih bervariasi rumit dan proporsi dengan kolom di bawahnya lebih tinggi (perbandingan sekitar 1 1/6 x diameter kolom). Konon omamen kepala kolom Korintien mendapat inspirasi dari pengamatan terhadap keranjang bunga pada makam salah seorang dari suku Korintin10. Kebetulan keranjang dipindah di atas sebuah tanaman acanthus, kemudian tumbuh dan berkembang hingga tinggi. Oleh karena itu Nikolaus Pevsner, John Fleming dan Hugh Honour, A Dictionary of Architecture, Pinguin Books Ltd, London. 1975.
Menurut catatan Vitruvius penulis sejarah arsitektur termashur abad XVI hiasan kepala Order Korintien berupa relief floral terbanyak, berupa daun terutama daun acanthus. Entablature Order-Kirintien, tidak ber­beda jauh dengan arsitektur lonik Yunani, antara lain dalam dekorasi berupa dentil. Hiasan pada entablature Korintien biasanya i~birr runrit dun lebih indaii dlbarldrng Order lainnya.”
Evolusi dan sumber inspirasi dari dekorasi kepala kolom Korintien . Bentuk, proporsi, nama bagian-bagian dan dekorasi Order-Korintien
Teater terbuka (amphytheatre) Yunani
Telah disebut di depan, bahwa orang­orang Yunani menyenangi kegiatan di luar bangunan, termasuk seni panggung: Dalam hal ini mereka sangat cerdik dalam membangun teater terbuka, yaitu memanfaatkan kemiring­an lembah bukit yang bentuknya seperti ceruk. Dengan demikian selain berlatar belakang dan lingkungan alami indah, juga pekerjaan konstruksi tidak terlalu banyak, sesuai dengan teknologi pada masanya. Lembah dibuat menjadi trap-trap tempat duduk berdenah setengah lingkaran di mana kecerdikan para arsitek Yunani kembali terlihat di sini, bentuk dan kemiringannya, sangat baik dari segi akustik, karena dapat memantulkan suara ke segala arah. Pada bagian paling rendah atau ujung bawah dibuat sebuah panggung yang biasanya berdenah lingkaran. dengan latar belakang sebuah unit berupa blok. selain untuk latar belakang juga di dalamnya untuk ruang­ruang persiapan dan lain-lain fasilitas pendukung pementasan (tari, musikk drama. ritual keagamaan dll).
Teater Epidauros (350 SM) dirancang oleh Polycleitos, adalah salah satu yang terbaik dari yang pernah dibangun oleh orang-orang Yunani pada ma’sanya. Ukuran, bentuk dan proporsi bagian-bagian sangat teliti diper­hitungkan persyaratan dan ukuran manusia ter­masuk sudut pandang. Kemiringan atau potongan melintang dari tempat duduk -pe­nonton dirancang sedemikian rupa dengan proporsi sudut pandang”. Diameter lingkaran panggung pertunjukan 20.4 M dan diameter setengah lingkaran seluruhnya 118 M.
Teater Dionysos (330 SM). Dibangun di kaki bukit Akropolis Athena, merupakan teater terbuka dengan konstruksi sama dengan yang dibahas sebelum ini. Teater ini jauh lebih besar dari Teater Epidauros, tempat penonton terdiri dari tiga bagian. dipisahkan oleh dua gang (diazomata) yang denahnya juga bagian dari lingkaran, seluruhnya dapat menampung 18000 penonton, suatu ukuran luar biasa besar pada masa itu,. Kemiringan dari tempat penonton memanfaatkan bagian bawah dari bukit Akropolis yang lerengnya terdiri dari karang. Dahulu dibagian depan terdapat 16 kursi singgasana untuk penonton kehormatan.
Teater Epidauros (350 SM), denah dan potongan melintang (atas) dan pandangan dari atas (bawah). Legenda: 1.Tempat duduk penonton. 2.Panggung. 3.Unit Latar belakang. 4.Gang (diazomata)
 
BANGUNAN UMUM
Di luar Acropolis yang berada di puncak bukit, di Athena, terdapat kompleks lain yang juga penting yaitu Agora, Areopago dan Olympieon. Kompleks Agora terdapat di sebelah utara-barat dari Acropolis, merupakan pusat kegiatan sosial, perdagangan, adminis­trasi dan pemerintahan.. Dalam kompleks, terdapat bangunan umum antara lain gedung­gedung perkantoran, pasar, tempat-tempat untuk kegiatan rekreasi, hiburan dan monu men. Selain itu di Agora juga terdapat tempat­tempat pemujaan.
 
 Peta kota Athena (atas), Agora pada akhir jaman Hellenistik (tengah) dan pada 300 SM (bawah)
Rekonstruksi denah Agora, Athena pada jaman Romawi sekitar 15SM (atas) dan perspektif mata burung ( bawah-kanan)
Bangunan umum penting lain di jaman Yunani Hellinik adalah Bouleuterion atau Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, tempat para wakil rakyat terpilih secara demokratis bersidang. Salah satu bangunan dalam kategori ini adalah Bouleuterion, Melitus dibangun pada 170 SM. Bangunan utama terletak pada ujung halaman dalam dikeliling portiko yang membentuk sebuah atrium. Gerbang masuk ke dalam atrium berarsitektur Order Korintien. Unit utama ber­denah segi empat panjang, melintang atapnya pelana.
Bouleutterion, Melitus (170 SM), perspektif mata-burung hasil re konstruksi
Bouleuterion (Gedung Dewan Per­wakilan Rakyat) Priene (sekarang Ecclesias­terion), denahnya segi empat hampir bujur sangkar. Berdasarkan rekonstruksi tempat duduk para anggota legislatif berupa trap-trap seperti tempat penonton pada teater, namun dalam hal ini denahnya membentuk huruf U. Tempat duduk tersebut dapat menampung se­kitar 600 – 700 orang. Di tengah terdapat altar. Atapnya pelana, berdasarkan rekonstruksi disangga oleh kuda-kuda dari kayu.
Peta kota Priene, dibangun sekitar 350 SM (kiri),­ perspektif rekonstruksi ruang dalam (kanan-atas) dan denah (kanan-bawah)
Legenda:
A. Bouleterion.
B. Stadio.
C. Ginnasio Inferiore.
D. Santuario di Demetra.
REFERENSI
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani
  • BUKU: ARSITEKTUR KLASIK EROPA, Yulianto Sumalyo; Gajah Mada University; PRESS
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani